Selasa, 18 Januari 2011

waktu terjadinya pembentukan karakter manusia, dan konsep psychologies manusia

Psychology manusia yang baru lahir belum mengenal diri sendiri. Pribadi awal ini biasa terbentuk dari bantuan keluarga dan orang terdekat.
- Antar umur 2 s/d 6 rata2 anak balita mulai mengenal diri mereka siapa? Paling tidak namanya, anggota keluar sampe sanak saudara.
- Antara Umur 6 s/d 11 thn, ini merupakan Saving Memory yg terhebat (Menurut pakar ilmuan kedokteran). Saat usia ini dipercaya Otak manusia paling gampang menyerap sesuatu pengalaman yg mereka temui dan tersimpan dalam otak kecil yg menyebabkan imajinasi atau traumtis yg tidak disadari ketika dewasa. (Sudah masuk kedalam proses Pembentukan Karakter).
- Antara Umur 11 s/d 20, mulai mencari-cari sumber pengalaman sendiri (Ber-experience). Kata awamnya, mulai nakal. Berusaha mencari jati diri dan ingin membentuk dirinya sendri (Obsesi).
- Antara Umur 20 s/d 25 thn. "Mayoritas" disaat usia inilah manusia terbentuk secara alami, tanpa disadari terjadi pembentukan karakteristik.

Konsep Psikologis manusia

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang bisa menjadi subyek dan 
obyek sekaligus. Menusia berfikir dan merenung, kemudian menjadikan 
dirinya sebagai obyek fikiran dan renungan.. Manusia sangat menarik 
di mata manusia itu sendiri. Terkadang manusia dipuja, tetapi di kala 
yang lain ia dihujat. Scara internal manusia sering merasa bangga dan 
bahagia menjadi manusia, tetapi di mata orang lain atau di waktu yang 
lain, ia terkadang menyesali diri sendiri, menyesali keberadaannya 
sebagai manusia.

Ada manusia yang perilakunya berada di luar batas perikemanusiaan, 
tetapi ada juga manusia yang begitu tinggi tingkat kemanusiaannya 
sehingga ia disebut sebagai "manusia suci". Pada umumnya manusia 
tertarik untuk bertanya tentang dirinya ketika berada dalam puncak-
puncak kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, keberhasilan dan puncak 
kegagalan. Ada kesepakatan pandangan, bahwa betapapun manusia terdiri 
dari jiwa dan raga, tetapi penilaian tentang kualitas manusia 
terfokus pada  jiwanya, terkadang disebut hatinya, karena hakikat 
manusia adalah jiwanya..

Dalam sejarah keilmuan, lahirnya filsafat, antropologi, psikologi, 
ekonomi dan politik sesungguhnya juga merupakan upaya mencari jawaban 
tentang manusia, tetapi  khusus tentang jiwa manusia,  ia dibahas 
oleh filsafat, psikologi  dan agama. 

Psikologi sebagai disiplin ilmu baru lahir pada akhir abad 18 Masehi, 
tetapi akarnya telah menghunjam jauh ke dalam kehidupan primitip 
ummat manusia. Plato sudah mengatakan bahwa manusia adalah jiwanya, 
tubuhnya hanya sekedar alat saja. Aristoteles mengatakan bahwa jiwa 
adalah fungsi dari badan sebagaimana penglihatan  adalah fungsi dari 
mata. Hinga kini sekurang-kurangnya ada empat mazhab psikologi, yakni 
(1)Psikoanalisa, (2) Behaviorisme, (3) Kognitip dan (4) Humanisme. 
Empat mazhab itu menggambarkan adanya dinamika pemahaman terhadap 
manusia yang sifatnya trial and error.

Freud dengan teori psikoanalisanya  memandang manusia sebagai homo 
volens, yakni makhjluk yang perilakunya dikendlikan oleh alam bawah 
sadarnya. Menurut teori ini, perilaku manusia  merupakan hasil 
interaksi dari tiga pilar kepribadian; id, ego dan super ego, yakni 
komponen biologis, psikologis dan social, atau komponen hewani, 
intelek dan moral.

Teori ini dibantah oleh Behaviorisme yang memandang perilaku manusia 
bukan dikendalikan oleh factor dalam (alam bawah sadar) tetapi 
sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan yang nampak,y ang terukur, 
dapat diramal dan dapat dilukiskan. Menurut teori ini manusia disebut 
sebagai homo mechanicus, manusia mesin. Mesin adalah benda yang 
bekerja tanpa ada motiv di belakangnya, sepenuhnya ditentukan oleh 
factor obyektip (bahan baker, kondisi mesin dsb). Manusia tidak 
dipersoalkan apakah baik atau tidak, tetapi ia sangat plastis, bisa 
dibentuk menjadi apa dan siapa sesuai dengan lingkungan yang dialami 
atau yang dipersiapkan untuknya.

Teori ini dibantah lagi oleh teori Kognitip yang menyatakan bahwa 
manusia tidak tunduk begitu saja kepada lingkungan, tetapi ia bisa 
aktip bereaksi  secara aktip terhadap lingkungan dengan cara 
berfikir. Manusia berusaha memahami  lingkungan yang dihadapi dan  
merespond dengan fikiran yang dimiliki. Oleh karena itu menurut teori 
Kognitip, manusia disebut sebagai homo sapiens, makhluk yang berfikir.

Teori Kognitip dilanjutkan oleh teori Humanisme. Psikologi Humanistik 
memandang manusia sebagai eksistensi yang positip dan menentukan. 
Manusia adalah makhluk yang unik, memiliki cinta, krestifitas, nilai 
dan makna serta pertumbuhan pribadi. Oleh karena itu teori Humanisme 
menyebut manusia sebagai homo ludens, yakni manusia yang mengerti 
makna kehidupan. 

Psikologi lahir dari budaya sekuler, oleh karena itu Psikologi tidak 
mengenal Tuhan, dosa maupun baik buruk. Yang dikenal dalam Psikologi 
adalah sehat psikologis dan sakit psikologis. Meski demikian dewasa 
ini Psikologi Humanistik sudah mulai meraba-raba wilayah yang 
sumbernya dari wahyu, yakni disamping membahas kecerdasan intelektual 
dan emosional, juga dibahas kecerdasan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar